Si Ucok nekad melarikan diri dari Medan menyusul abangnya yang tinggal di Jakarta. Turun dari Priok, si Ucok langsung diterima oleh oplet omprengan yang siap mengantar ke seluruh pelosok Jakarta.
Setengah jam berikutnya, satu persatu penumpang oplet omprengan itu pun mulai menyebutkan alamat mana yang ditujunya. Yang paling awal adalah seorang bapak
yang berteriak, "S. Parman, Bang.".....Tak lama kemudian si abang oplet pun
menghentikan kendaraannya, lalu bapak tersebut pun turun.
Setelah oplet berjalan beberapa saat, seorang penumpang menyebut, "MT Haryono, Bang."......Dan sopir itu pun menggangguk, lalu tak lama kemudian oplet pun berhenti dan penumpang itu turun.
Oplet berjalan lagi. Seorang menyebut nama lagi, "DI Panjaitan, Bang." ......"Iya," jawab sopir oplet sambil meminggirkan kendaraannya. Lalu orang itu pun
turun sambil membayar ongkosnya.
Dan kini tinggal si Ucok saja yang ada di oplet itu. Maka tanya sopir, "Mau kemana, Mas?"
"Hutabarat sebelah mana, ya, Bang?," tanya balik sopir oplet.
"Hutabarat yang mana? Hutabarat, abang aku," jawab Ucok dengan polosnya.
"Lhaaa, mana gue tahu?," kata si sopir oplet dengan herannya.
"Bah! Abang ini bagaimana. Haryono kau tahu, S. Parman kau tahu, Panjaitan pun kau tahu. Masa sih rumah abangku kau tak tahu. Bagaimana kau ini, Bang??!!"
TiMe iiiiZzZzZ ....
Jumat, 30 November 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar